Home / Olahraga

Senin, 5 Juni 2017 - 21:42 WIB

Siapa Lebih Dulu Bosan: Real Madrid atau Zidane?

Zinedine Zidane kini masuk dalam jajaran pelatih elite dunia. (Reuters / Carl Recine)

Jakarta, Landak News – “Zidane bisa bertahan di Real Madrid seumur hidupnya.”

Kalimat tersebut keluar dari mulut Florentino Perez, Presiden Real Madrid. Sungguh sebuah kalimat yang sulit dicerna akal sehat bahwa kalimat itu keluar dari kubu Real Madrid.

Selama ini, Real Madrid dikenal sebagai tim yang termasuk rajin melakukan pergantian pelatih. Kursi pelatih Real Madrid adalah kursi panas yang sulit untuk ditaklukkan.

Sejak Miguel Munoz mencatat rekor sebagai pelatih dengan jumlah pertandingan terbanyak bersama Real Madrid pada durasi 1960-1974, hanya ada satu orang yang mampu melewati 200 laga bersama Real Madrid dalam satu periode, yaitu Vicente del Bosque. Selebihnya, tak ada yang bisa melakukannya.

Padahal nama-nama pelatih yang pernah duduk di kursi Real Madrid adalah nama-nama yang sudah terjamin mutunya. Selain itu, dengan kompetisi yang makin padat di era sekarang, seharusnya lebih mudah meraih lebih banyak pertandingan dalam waktu yang lebih singkat.

Seringnya Real Madrid berganti pelatih tak lepas dari ketidaksabaran manajemen dalam mendapatkan hasil dalam waktu yang singkat. Bukti teranyar dari kasus itu adalah Carlo Ancelotti yang tetap didepak di musim keduanya padahal ia telah memenangkan trofi Liga Champions, Piala Raja, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub.

Lalu mengapa Zidane bisa mendapat keistimewaan?

Bagaimana tidak, 18 bulan masa bakti Zidane di Real Madrid berbuah dua trofi Liga Champions, Piala Super Eropa, Piala Dunia Antarklub, dan trofi La Liga yang sudah lama tak dimenangkan.

Kesuksesan Zidane membawa Real Madrid menjuarai Liga Champions berarti mereka kembali berpeluang merebut trofi Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub beberapa bulan ke depan.

Zidane adalah jawaban Real Madrid atas keberhasilan Barcelona mengorbitkan Pep Guardiola beberapa tahun sebelumnya.

Zidane datang ke Real Madrid saat kondisi Los Blancos tengah limbung. Meski bermaterikan pemain-pemain bintang, Real Madrid sebelum Zidane datang adalah Los Blancos yang gampang terpecah.

Baca juga  Lawan Terberat Timnas Indonesia di Piala Asia 2023 Bikin Keputusan yang Runtuhkan Harapan Thailand

Bersama Zinedine Zidane, Real Madrid dua kali meraih trofi Liga Champions.Bersama Zinedine Zidane, Real Madrid dua kali meraih trofi Liga Champions. (AFP PHOTO / JAVIER SORIANO) Zidane lewat karismanya sebagai legenda Real Madrid lalu mendinginkan suasana di ruang ganti Los Blancos. Zidane selalu mengatakan bahwa seluruh pemain dalam skuatnya penting. Dia mengaku selalu pusing menentukan 11 pemain utama, tanda bahwa semua pemain sama pentingnya.

Zidane bisa memaksa Cristiano Ronaldo beristirahat meski sang megabintang terkadang kecewa karena tak dimainkan. Zidane bisa menenangkan James Rodriguez yang sering dicadangkan dan mampu menarik keluar potensi terbaik saat pemain asal Kolombia itu diturunkan.

Kesabaran Zidane merintis karier kepelatihan dari level bawah juga membuatnya tak demam panggung saat diserahi tugas sebagai komandan utama. Dia punya bekal cukup dari sisi teknis sehingga tak hanya mengandalkan nama besarnya semasa jaya.

Dengan itu semua, mungkinkah Zidane dan Real Madrid merajut kisah mesra dalam waktu yang lama?

Hanya dalam waktu 18 bulan, Zidane telah merebut dua trofi Liga Champions. Catatan itu sama dengan milik manajer legendaris Manchester United Sir Alex Ferguson dan juga sejajar dengan ‘The Special One’ Jose Mourinho.

Dalam waktu 18 bulan, Zidane punya dua gelar Liga Champions, gelar yang tak pernah didapatkan Arsene Wenger selama puluhan tahun melatih Arsenal.

Zinedine Zidane meraih sukses di Real Madrid hanya dalam 18 bulan.Zinedine Zidane meraih sukses di Real Madrid hanya dalam 18 bulan. (Reuters / Jon Nazca) Melihat kondisi tim Real Madrid saat ini, Zidane sukses menciptakan kondisi kondusif di Los Blancos. Meski beberapa pemain bintang pergi pada bursa transfer kali ini, Zidane hanya butuh tambahan 1-2 pemain untuk menjaga keseimbangan skuat miliknya.

Baca juga  Napoli Menang 2-0, Juventus Rebut Scudetto Ketujuh Beruntun

Kondisi Real Madrid saat ini jelas lebih bagus dibandingkan Barcelona. Blaugarana akan mengalami masa adaptasi pergantian pelatih musim depan yang juga berarti mungkin sedikit perubahan pola permainan.

Real Madrid berpeluang besar untuk tampil dominan di kompetisi domestik, menggusur dominasi Barcelona yang telah terjadi beberapa tahun sebelumnya. Gelar demi gelar di kompetisi domestik bisa dipanen Zidane, pun begitu halnya gelar di level kontinental dan internasional.

Namun ingat, Zidane adalah jawaban Real Madrid atas keberhasilan Barcelona mengorbitkan Guardiola beberapa tahun sebelumnya.

Kehebatan dan kemapanan yang konsisten dan berulang juga bisa berujung pada kejenuhan dan kebosanan. Apa yang dialami Guardiola di Barcelona, bisa terjadi pada Zidane di Real Madrid.

Guardiola memutuskan pergi dari Barcelona karena jenuh dengan rutinitas yang ada, meskipun saat itu ia sudah sangat dihormati di Barcelona. Bila Zidane terus membawa Real Madrid perkasa, setidaknya di La Liga, bukan tak mungkin kebosanan melanda.

Godaan untuk pembuktian diri di kompetisi lain, terutama Liga Inggris, sangat kuat untuk ditolak. Real Madrid boleh mengklaim sebagai klub terbaik di dunia, namun Zidane pastinya sadar persaingan manajer-manajer terhebat tak berada di Spanyol.

Selain dari faktor Zidane, faktor pecahnya hubungan mesra Zidane-Madrid juga bisa datang dari Los Blancos. Musim-musim Zidane di Real Madrid tentunya tak akan selalu mulus dengan datangnya trofi Liga Champions tiap musimnya.

Ada banyak klub raksasa dengan level yang sama dengan Real Madrid siap menggagalkan ambisi Zidane dan Real Madrid untuk selalu jadi juara. Kata ‘seumur hidup’ yang diucapkan Florentino Perez pun bakal dengan mudah memudar bila Real Madrid terpuruk di musim-musim ke depan.

Jadi siapa yang lebih dulu bosan nantinya? Real Madrid atau Zidane?

Share :

Baca Juga

Olahraga

Spanyol Melaju ke Final Euro 2024, Lamine Yamal Jadi Man of the Match Pecahkan Rekor Pele

Olahraga

Heri Saman Buka Turnamen Sepak Bola Banyuke Hulu Cup 2022, di Desa Semade, Kecamatan Banyuke Hulu

Olahraga

Debut Marc Marquez di Ducati Langsung Bikin Jorge Martin Kewalahan

Olahraga

Lionel Messi Antar inter Miami ke Final Leagues Cup, The Herons Sudah Hampir Pasti Juara

Olahraga

Timnas Indonesia Kalah dari Irak, Shin Tae-yong Bongkar Situasi yang Bikin Rencananya Gagal Total

Olahraga

4 Fakta Timnas Indonesia Usai Kalah dari Argentina, 7 Pemain Abroad Isi Starter hingga Catatan Unik Garuda Tahan La Albiceleste selama 24 Menit

Olahraga

Jelang Lawan Timnas Indonesia, Satu Pemain Arab Saudi Cedera

Olahraga

Cokro Sabet Trofi Turnamen Tenis Meja Hasil Laut Putra Jaya Cup I
error: Content is protected !!