Ilustrasi. (Int)
Tayan Hilir, Landak News – Seorang bayi laki-laki anak pasangan Erwin Gotawa dan Karnila Wati, warga Dusun Sungai Putat, Desa Pedalaman, Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, lahir tanpa lubang anus (Atresia Ani).
Bayi yang diberi nama Adam yang lahir pada Minggu (4/6) lalu itu tidak bisa mendapat perawatan medis secara intensif dikarenakan keterbatasan biaya dan akses pengobatan lainnya.
Menurut Kepala Desa Pedalaman, Sunarto meskipun bapak bayi itu Erwin Gotawa tercatat sebagai karyawan di salah satu perusahaan di Tayan Hilir, namun dengan kondisi bayi demikian tidak ditanggung dalam asuransi, untuk jenis kelainan tersebut. Demikian pula dengan BPJS dan KIS perlu kelengkapan administrasi. “Ya, untuk asuransi tak termasuk juga kalau kelainan demikian. Lalu kalau untuk BPJS serta KIS, jelas memerlukan kelengkapan administrasi. Jadi saat ini, keluarga bayi ini dihadapkan persoalan demikian,” ungkap Narto, Jumat (9/6).
Ditambahkan Narto, menurut keterangan lisan dokter untuk kelainan pada bayi demikian, jelas memerlukan operasi yang berkali-kali dan memerlukan biaya yang tak sedikit. Kedua orang tua bayi ini merupakan pasangan muda serta dari keluarga nelayan yang dihadapkan dengan keterbatasan dana.
Ia menjelaskan, tindakan medis pertama berupa membuat lubang disamping perut bayi sudak dilaksanakan di Pontianak. Saat itu menghabiskan dana belasan juta rupiah dengan biaya sendiri. Hanya saja, orang tua bayi kebingungan untuk mendanai operasi selanjutnya.
“Operasi pertama sudah dilaksanakan, dan menghabiskan dana belasan juta. Nah, sekarang orang tua bayi bingung untuk biaya operasi selanjutnya,” terang dia.
Saat ini kata Narto, pihaknya mengerahkan semua Kepala Dusun di wilayah desa tersebut, bersama PFKPM dan Bhabinkamtibmas Desa Pedalaman, melaksanakan penggalangan dana, untuk meringankan beban orang tua bayi.
“Saya meminta semua kepala dusun, PFKMP terus Bhabinkamtibmas Pedalaman juga melaksanakan penggalangan dana. Tujuan kita untuk membantu meringankan beban orang tua bayi,” ujar dia.
Kades Pedalaman ini berharap ada uluran tangan dan bantuan donasi dari para donatur, baik itu secara pribadi, lembaga dan perusahaan, sehingga bayi itu bisa menjalani operasi lagi dan hingga memiliki lubang anus sehingga sehat seperti anak-anak lainnya.
“Kami selaku pemerintah desa sangat terbuka kepada siapa saja yang ingin membantu meringankan biaya operasi bayi tersebut nantinya. Memang saat ini, keluarga si bayi memang sangat membutuhkan uluran tangan baik itu dari pemerintah dan orang yang tergerak nuraninya untuk meringankan mereka,” pungkas dia. (Ant)