Bupati Landak dr. Karolin Margret Natasa, foto bersama Relawan Peduli Bencana Kabupaten Landak. (Foto: Martin)
MANDOR, LANDAK NEWS – Upaya menanggulangi bencana yang terjadi di daerah khususnya bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan, Pemerintah Kabupaten Landak membentuk “Relawan Peduli Bencana”.
Bertempat di Gedung PNPM Liansipi, Selasa (20/06/17) di Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak, kegiatan pembentukan Pokmas/relawan peduli bencana tahun 2017 di Kabupaten Landak secara resmi dibuka Bupati Landak, dr. Karolin Margret Natasa.
Dalam sambutannya, Karolin mengatakan bahwa penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Oleh sebab itu, dipandang perlu untuk membentuk sebuah kelompok masyarakat yang dilatih, memiliki kemampuan, dan memiliki kepedulian untuk menanggulangi bencana.
“Perlu saya ulangi kembali bahwa penanggulangan bencana adalah tanggung jawab kita bersama yakni pemerintah Pusat atau Daerah, dunia usaha dan masyarakat. Anggota masyarakat yang terlibat dalam penanggulangan bencana ini dikenal dengan istilah relawan penanggulangan bencana atau Pokmas – PB, mereka merupakan sseseorang atau sekelompok orang yang memiliki kemampuan, terlatih atau dilatih, memiliki kepedulian untuk bekerja secara sukarela dan ikhlas dalam upaya penanggulangan bencana khususnya bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan di desa mandor dan umumnya di kabupaten landak, “ jelas Karolin.
Selain itu, mantan anggota komisi IX DPR RI itu juga menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada camat mandor, para kepala desa, tokoh adat dan masyarakat yang mau terlibat dalam pembentukan Pokmas/ relawan peduli bencana di kecamatan mandor, harapannya kedepan adalah setelah dibentuk, kelompok tersebut harus terus dibina agar terus berfungsi dan bekerja sesuai dengan perannya.
“Terima kasih kepada Bapak camat, para kades, tokoh adat dan masyarakat yang telah mengupayakan pembentukan dan terlibat dalam Kelompok masyarakat peduli bencana ini. Kedepan setelah terbentuk, saya berharap akan terus dibina sehingga akan terus berfungsi dan melaksanakan perannya didalam penanggulangan bencana, ” ungkap Karolin.
Kepada kelompok yang telah dibentuk, dokter yang pernah bertugas di puskesmas mandor itu berpesan agar dalam menyampaikan informasi terkait bencana yang terjadi harus melakui prosedur dan standar yang telah ditetapkan sehingga tidak menjadi berita hoax.
“Bapak dan ibu yang telah bergabung didalam tim ini, jika memberikan infomasi terkait bencana yang terjadi diwilayahnya masing-masing ada prosedurnya, ada standar yang telah ditetapkan oleh BPBD. Jangan sampai informasi yang disampaikan itu menyebabkan kegaduhan. Apalagi sampai menyebarkan informasi yang bohong atau hoax, “pesan karolin.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi Kalimantan Barat ada tiga desa diwilayah Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak yang rawan terjadinya bencana Karhutla. Titik hotspot yang muncul berada di desa simpang kasturi, desa salatiga dan desa mandor. (R)