PONTIANAK, LANDAK NEWS – Sape’ adalah alat musik tradisional yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia maupun luar.
Sape’ itu sendiri terbuat dari bahan kayu.
Thambunesia yang bernama asli Felix Ivan Thambun, adalah salah satu pembuat sape’ kelahiran Nanga Tahai Kabupaten Sintang Kalimantan Barat, 25 Juli 1987. Thambunesia mulai membuat sape’ sejak tahun 2013.
Berawal dari kegemaran bermain sape’, hingga rasa penasaran muncul untuk membuat sape’.
Ia pun mulai belajar membuat sape’ hingga sekarang dan karya sape’ nya sudah dipasarkan hingga ke luar Negri seperti Malaysia dan Brunei.
Satu buah sape’ biasanya dibuat dalam waktu kurang lebih dua minggu.
“Untuk lamanya pembuatan tergantung design. Semakin rumit maka semakin lama waktu yang diperlukan,” tutur Thambunesia, Selasa (27/6/2017) di Pontianak.
Menurutnya, kerumitan sering dialami ketika mengukir motif yang ukurannya kecil dan detail.
Sape’ is making friends, merupakan istilah yang Thambun tanamkan dalam karyanya.
“Jadi melalui sape’, saya dapat membangun relasi kemana saja dengan pelanggan hingga akhirnya karya saya bisa sampai ke Negeri Jiran dan bisa manggung disana,”ujar Thambunesia yang biasa dipanggil Thamb oleh teman –temannya.
Dia berharap alat musik sape’ dapat dilestarikan dan dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat dunia dan sape’ bisa dijadikan salah satu alat musik nasional di Indonesia seperti halnya di Malaysia.
Selain pembuat sape, Thambunesia juga pemain sape’ yang handal dan sudah meluncurkan dua album, yaitu album pertama berjudul “ Restore Our Forest “ dan album kedua berjudul “ Homesickness “.
“Saya juga merancang minikonser untuk album keduanya di beberapa kota di Indonesia yang akan diadakan pada tahun ini,” terangnya. (Teodorus Kurniawan)