Ilustrasi
SINGKAWANG, LANDAK NEWS – Salah satu pedagang kambing kurban Singkawang, Hariyanto mengaku penjualan kambing tahun ini dirasakan sepi, lantaran H-7 Idul Adha baru terjual sekitar 6 ekor.
“Tahun ini agak sepi, biasanya H-14 Idul Adha (dua minggu) sudah terjual sebanyak 20 ekor. Sekarang baru 6 ekor,” kata Hariyanto, saat ditemui di kediamannya yang beralamat di Jalan KS Tubun (samping Asrama Polisi), Kelurahan Roban, Kecamatan Singkawang Tengah, Kamis.
Ia memprediksikan jika tahun ini mengalami penurunan dibanding tahun-tahun kemarin. “Belum tahu besok atau lusa,” ujarnya.
Tahun lalu, terangnya, terjual sekitar 50-an ekor. “Orang datang ke rumah dan langsung pesan ke kita. Pas dekat-dekat hari Idul Adha, barulah kita antar ke pemesan,” ungkapnya.
Anto menyebutkan, harga kambing yang dijualnya terbilang standar, yakni di kisaran Rp85.000 – Rp90.000 per Kilogram.
“Harga ini terbilang standar. Saya pun tidak tahu mengapa tahun ini sangat sepi, beda kalau untuk Aqiqah hampir setiap minggu ada pesanan, meskipun 1-2 ekor,” tutur dia.
Kemudian, kambing-kambing yang dijualnya pun menurutnya sudah memenuhi syarat. “Untuk Aqiqah biasa beratnya 20an Kg. Sedangkan untuk kurban 20 sampai 40 kilogram,” pungkasnya.
Dirinya bersyukur, jika tahun ini terjual sekitar 20an ekor. “Yach, dapat separoh dari tahun kemarin pun sudah syukur. Karena sampai hari ini baru terjual 6 ekor kambing,” katanya.
Pria yang sudah 9 tahun menjual kambing ini menduga ada beberapa faktor yang menyebabkan kambingnya sepi pembeli. Pertama, faktor ekonomi. Kedua, banyak umat Islam yang sudah ikut arisan di mesjid-mesjid. Dan ketiga, banyak pemain-pemain baru (cangkau).
“Artinya, ada orang yang berani memasang plang di rumahnya, meskipun tidak punya kambing, bahkan duduk di warung kopi pun orang berani menawarkan kepada orang lain. Disisi lain, mereka mengambil ke orang lain (cangkau). Hal inilah yang sangat disayangkan pedagang kambing,” tuturnya.
Dugaan itu diketahuinya, setelah ada pembeli yang secara mendadak mendatanginya.
“Orang tersebut rencananya mau menggelar Aqiqah, kemudian pesan lewat telepon, begitu mendekati hari H, kambing tak kunjung datang. Malamnya sebelum acara, orang tersebut datang ke rumah untuk memesan kambing dan untung saja saya ada stok, kalau tidak mau jadi apa acaranya yang mana undangannya sudah tersebar ke mana-mana,” jelasnya.
Dikatakan dia, kalau kambing-kambing yang dijualnya berasal dari ternak sendiri dan petani.
“Ternak sendiri ada sekitar 20 ekor. Kalau pesanan banyak, biasanya saya ngambil lagi ke petani,” katanya. (Ant)








