JAKARTA, LANDAKNEWS.ID – Unggahan foto terkait kerak di rambut kepala ramai diperbincangkan di media sosial.
Unggahan itu dibuat oleh akun Twitter ini pada Kamis (26/5/2023).
Dalam foto yang diunggah, terlihat adanya kerak di rambut kepala.
“CW // RAMBUT KEPALA
Guys sorry nanya, ini kep ala sender sering bgtu. Trs akhir2 ini jd sering ber benjol gt krn kering, itu diapain ya? Udh ganti2 sam p o ttp aja makin parah sa kitnya huhu tia guys,” tulis sang pengunggah.
Hingga Jumat (26/5/2023) sore, unggahan itu sudah dilihat lebih dari 119.500 kali dan mendapat 1.550 likes. Unggahan ini juga mengundang banyak komentar dari warganet.
Penjelasan dokter
Dokter spesialis kulit dan kelamin RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto Ismiralda Oke Putranti mengatakan, penyakit yang diderita oleh pengunggah adalah dermatitis seboroik atau ekzema.
“Salah satu bentuk klinisnya yang paling ringan adalah ketombe,” katanya kepada Kompas.com, Jumat (26/5/2023).
Ismiralda menjelaskan, dermatitis seboroik dapat muncul di semua area tubuh yang mengandung kelenjar minyak atau disebut dengan sebasea.
“Bila tidak ditangani dengan baik, penyakit ini cenderung meluas bahkan bisa sampai ke seluruh tubuh dan menyebabkan kondisi gawat darurat di kulit yang disebut eritroderma,” ungkapnya.
Jika kondisi tersebut memberat, akan muncul tanda peradangan lain, yakni:
- Kulit berwarna kemerahan.
- Rambut dan kulit basah, lengket dan berminyak.
- Rasa gatal.
- Muncul seperti sisik atau kerak yang relatif tebal.
“Bila (rambut dan kulit) berminyak sehingga tubuh memproduksi sebum berlebihan, akan membuat jamur yang normal pada area kulit yaitu Malassezia furfur berkolonisasi lebih banyak,” ujar Ismiralda.
Menurutnya, kolonisasi jamur tersebut akan merangsang terjadinya reaksi peradangan di area yang berminyak.
Baca juga: Ramai soal Ketombe yang Sulit Disembuhkan, Mengapa?
Bisa kambuh kembali
Ismiralda mengatakan, penyakit tersebut tidak dapat disembuhkan dikarenakan jamur Malasseizia furfur yang selalu ada di kulit.
“Penyakit ini suatu saat akan kambuh kembali,” kata dia.
Ismiralda mengungkapkan berbagai faktor yang memicu dermatitis seboroik kambuh, antara lain:
- Kondisi lingkungan yang panas dan lembab.
- Keringat berlebih.
- Sering menggunakan penutup kepala dalam jangka waktu yang lama.
- Jarang keramas.
Tips agar tidak kambuh
Ismiralda juga menerangkan tips agar dermatitis seboroik tidak kambuh kembali, yakni:
- Jika kulit kepala terlalu berminyak, keramaslah setiap hari sekali saja cukup.
- Gunakan sampo yang untuk rambut berminyak dan berketombe, biasanya sudah ada kandungan anti jamurnya berupa selenium sulfida/ketoconazol. Sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter Sp.KK/Sp.DV terdekat.
- Hindari penggunaan penutup kepala terlalu lama. Bila menggunakan hijab, sebaiknya pilih bahan hijab yang menyerap keringat dan tidak terlalu berlapis-lapis.
- Bila penyakit berlanjut atau memberat segera ke pelayanan kesehatan. Pada kondisi tertentu, penyakit ini bisa meluas ke seluruh tubuh dan menimbulkan kegawatdaruratan.
Pengobatan dermatitis seboroik
Adapun untuk pengobatan dari dermatitis seboroik, Ismiralda menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.
“Biasanya akan kita terapi kombinasi anti inflamasi dan anti jamur tergantung dari berat ringannya penyakit,” ujarnya.
Sumber: KOMPAS