TRIBUNJAKARTA.COM – Sejumlah nama mantan pemain Timnas Indonesia diduga melakukan pemukulan dan pengeroyokan di turnamen antar kampung (tarkam) yang diikuti.
Kejadian pengerokan oleh sejumlah orang dilakukan kepada wasit yang memimpin pertandingan.
Diektahui, kejadian tersebut terjadi alam turnamen Piala Bupati Bener Bersatu Cup yang mempertemukan PS Putra Bati Ds Patemon vs PS Ar Rafi Ampil Kab Boyolali.
Pertandingan itu digelar di lapangan Pule, kecamatan Tengaran, Jawa Tengah, pada Minggu (2/6/2024) sore.
Sejumlah nama pemain yang berlaga di Liga 1 ikut bermain di antaranya Bayu Pradana, Bagus Kahfi dan Bagas Kaffa (Barito Putera).
Ada juga nama nama Joko Ribowo (eks Barito Putera), Komarudin (Persikabo 1973), Ilham Mahendra (Barito Putera), Hery Susanto (eks Persita Tangerang) dan Wahyu Wijiastanto (Eks Timnas Indonesia & Persiba Bantul).
Sejumlah nama pemain di atas pernah memperkuat Timnas Indonesia.
Dilansir dari akun instagram @forumwasitindonesia, kerusuhan terjadi bermula ketika Bayu Pradana memperoleh kartu merah.
Sang pemain disebut tak terima dan melakukan protes hingga pemukulan kepada wasit.
“Awal mula kejadian, Bayu Pradana mendapatkan kartu merah dan tidak terima protes terhadap wasit hingga memukul dan menendang wasit dan memprovokasi pemain lainnya,” tulis @forumwasitindonesia.
Sementara itu, Bagus Kahfi mengaku tak ikut memukul wasit.
Bagus menjelaskan bahwa saudaranya yakni Bagas juga tak melakukan hal tersebut.
“Mas mohom maaf coba di simak lagi videonya.”
“Saya sama bagas apa ada mukul wasit? saya berani apapun kalo saya sampai ada mukuk atau nyentuh wasitnya.”
“Apakah disemua video itu saya sama bagas ada terlibat mukul wasit atau orang siapapun ya?.”
“Saya malah berusaha misahin,” kata Bagus.
Lebih lanjut, laga ini berakhir dengan juara bersama.
Namun, panitia memutuskan untuk tak memberikan piala kepada dua tim yang terlibat.
“Langkah-langkah yang diambil oleh panitia setelah kejadian tersebut:
Akan mengundang kedua tim untuk dilakukan musyawarah yang intinya tidak ada juara.
Namun adanya juara bersama yang bermain pada saat final tersebut.
Hadiah uang pembinaan akan dibagi 2 yaitu 10 juta pondok arrafi dan 10 juta untuk PS putra bakti.
Namun untuk piala bergilir tidak akan diberikan oleh kedua tim yang melakukan final pada saat pertandingan tersebut,” tulis @forumwasitindonesia.
Pelaku Pemukulan Terancam Masuk Bui
Berdasarkan informasi terbaru, wasit yang menjadi korban pemukulan tersebut bakal melanjutkan dalam memproses hukum.
Dua nama yakni Bagus Kahfi dan Bagas Kaffa dikabarkan sudah membuat klarifikasi tidak ikut melakukan pemukulan.
Kini, nama mengerucut ke Bayu Pradana.
Bahkan akun Instagram Bayu Pradana pemain Barito Putera diserbu netizen.
Dikutip dari Tribun Kalteng, admin @forumwasitindonesia membenarkan perihal situasi ini.
“Bagus, bagas, dan Joko Ribowo tidak terlibat, ” Kata forumwasitindonesia.
“Mereka tidak ikut melakukan pemukulan dan penganiayaan terhadap wasit, dan setelah kami konfirmasi ke wasitnya memang benar, jika Bagus dan Bagas tidak terlibat, dan hanya memisahkan ditengah kerumunan kejadian.”
Berikut isi klarifikasi Bagus Kahfi pemain Barito Putera kepada forumwasitindonesia, dikutip Tribunkalteng.com.
“mas mohon maaf coba di simak lagi videonya, saya sama bagas apa ada mukul wasitnya? saya berani apapun kalo saya sampai ada mukul atau nyentuh wasitnya. apakah di semua vidio itu saya sama bagas ada terlibat mukul wasit atau orang
siapapun ya? saya malah yg berusaha juga misahin, ” kata Bagus Kahfi, Pemain Barito Putera.
Masih menurut, forumwasitindonesia, dugaan kini mengarah kepada beberapa nama.
“Pemain Profesional yang akan dilaporkan ke pihak kepolisian terkait kasus ini mengerucut ke beberapa nama, diantaranya :
1. Bayu Pradana @bayu13pradana (Barito Putera)
2. Komarudin @komarodin10 (Persikabo)
3. Ilham Mahendra @ilhamzusril (Barito Putera)
4. Hery Susanto @hersus94 (Eks Persita Tangerang)
5. Wahyu Wijiastanto @wijiastanto13 (Eks Timnas & Persiba Bantul) serta ada beberapa pemain lokal yang ikut melakukan pengeroyokan, ” beber forumwasitindonesia.
@forumwasitindonesia juga mengatakan saat ini tim kuasa hukum korban (wasit) sudah membentuk tim khusus dan akan melaporkan serta memperkarakan kejadian penganiayaan ini ke pihak kepolisian.
Secara lengkap akun forumwasitindonesia menceritakan kronologis kejadian itu.
Menurut laporan panitia penyelenggara, laga final itu berlangsung Hari Minggu, 2 Juni 2024, Pukul 1600 Wib s.d 18.00 Wib, Di lapangan Pule Ds Bener Kecamatan Tengaran.
Adapun yg bertanding dalam turnamen tersebut Final antara PS Putra Bakti Ds Patemon vs PS Ar Rafi Ampel Kab Boyolali.
Akibat kejadian itu langkah-langkah yang diambil oleh panitia setelah kejadian tersebut akan mengundang kedua tim untuk dilakukan musyawarah yang intinya tidak ada juara.
Namun adanya Juara bersama, yang bermain pada saat final tersebut, hadiah uang pembinaan akan dibagi 2 yaitu 10 juta pondok arrafi dan 10 juta untuk PS putra bakti, namun untuk piala bergilir tidak akan diberikan oleh kedua tim yang melakukan final pada saat pertandingan tersebut..
Dari catatan Kompas, kerusuhan bukan yang pertama kali pada turnamen ini. Kerusuhan terjadi saat turnamen sepak bola Bener Bersatu Cup 2 di Lapangan Pule Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (8/6/2023).
Ya, tahun lalu juga rusuh. Pada pertandingan yang memertemukan Putra Utama FC Banjari melawan Putra Bhakti FC Patemon saat itu, terdengar aparat beberapa kali mengeluarkan tembakan peringatan.
Pada video amatir yang beredar, tampak penonton dan pemain yang emosi mengejar wasit.
Ada salah seorang wasit yang terjatuh dan dikeroyok. Aparat keamanan yang mencoba melerai juga tak dihiraukan hingga mengeluarkan beberapa kali tembakan peringatan ke arah udara.
Sumber: Tribun