Para bupati dan wali kota foto bersama disela-sela rapat koordinasi dengan dengan mengusung tema “Pangan Lokal untuk Daya Saing dan Kesejahteraan Bangsa” di Balai Petitih, Kantor Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, Rabu (11/07). (Foto: One)
PONTIANAK, LANDAK NEWS – Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Barat menggelar rapat koordinasi dengan dengan mengusung tema “Pangan Lokal untuk Daya Saing dan Kesejahteraan Bangsa” di Balai Petitih, Kantor Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, Rabu (11/07).
Forum dibuka secara resmi oleh Asisten bidang Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Kalimantan Barat, Robert Isdius serta dihadiri oleh Bupati/Walikota sebagai Ketua Dewan Ketahanan Pangan di Kabupaten/Kota serta unsur-unsur didalamnya, SOPD yang termasuk kelompok kerja teknis dewan ketahanan pangan Kalbar.
Robert mengatakan bahwa selama kurun waktu tiga tahun terakhir ini, kondisi pangan di Kalimantan Barat cukup stabil.
“Untuk saat ini kondisi pangan lokal cukup stabil. kecuali kedelai saja yang dilaporkan mengalami defisit. Ketersediaan bahan pangan juga berdampak pada stabilnya harga pangan di pasaran, kecuali bawang putih dan cabe rawit yang mengalami lonjakan khususnya saat menghadapi hari besar keagamaan seperti Idul Fitri kemarin,” paparnya.
Dia juga mengungkapkan bahwa isu terkait pangan saat ini menjadi krusial dan semakin nyatanya krisis pangan dunia maka pemerintah Daerah melalui Dewan Ketahanan Pangan harus membuat sebuah terobosan sesuai dengan arahan pemerintah pusat.
“Sesuai arahan dari Pemerintah pusat terkait masalah pangan itu semakin menjadi isu yang krusial dan semakin kuatnya fakta tentang ancaman krisis pangan yang terjadi di beberapa negara di dunia, Pemerintah Daerah melalui Dewan Ketahanan Pangan harus membuat program trobosan yang kemudian akan ditindak lanjuti di tahun mendatang,” jelasnya
Menanggapi hasil rakor tersebut, Bupati Landak Karolin Margret Natasa mengatakan bahwa pihaknya telah melaksanakan arahan tersebut sebelumnya dengan membentuk satgas kartel pangan dan dia juga memamparkan hasil kinerja tim tersebut.
“Begitu dilantik yang pertama saya bentuk adalah satgas kartel pangan untuk menghadapi Idul Fitri dan untuk wilayah se-Kalimantan Barat di Kabupaten Landak harga bawamg putihnya masih bisa kontrol sesuai keinginan pemerintah dengan operasi pasar, yang paling efektif saat menjelang Idul Fitri ya kita, harga paling rendah ya di Kabupaten Landak,” ungkapnya
Selain itu, mantan anggota DPR RI 2 periode itu juga mengatakan bahwa program pertanian juga tetap akan menjadi prioritas bagi Pemkab Landak.
“Program-program di bidang pertanian juga menjadi prioritas kita hanya saja seperti biasa persoalan klasik kita adalah anggaran oleh karena itu kita telah mengusulkan kepada Pemerintah Pusat maupun Provinsi untuk bisa mendapatkan kembali bantuan cetak sawah seperti program Hazton dan peralatan pertanian lainnya,” kata Karolin.
Karolin mengungkapkan produksi tanaman padi di Kabupaten Landak cukup baik dan peluang-peluang yang dilirik oleh pemerintahannya untuk dikembangkan menjadi komoditas unggulan.
“Itukan ketahanan pangan, yang pertama bagaimana kita memproduksi. Produksi padi di Kabupaten Landak sudah cukup baik. Yang masih punya peluang untuk bisa dikembangkan itu sebenarnya jagung, tapi hambatannya itu hewan ternak dan ini sedang kami dukung melalui peraturan desa agar hewan ternak bsa ditertibkan sehingga pemanfaatan lahan pekarangan seperti yang tadi juga menjadi program ketahanan pangan itu bisa kita jalankan dan kita bisa menanam salah satu komoditas yang juga diharapkan oleh pemerintah untuk menjadi komoditas unggulan yaitu jagung selain itu tanaman hortikultura dan sayur-sayur, buah lokal itu juga kita dukung,” ujarnya
Dokter Lulusan Unika Atma Jaya Jakarta itu menyampaikan bahwa upaya Pemkab Landak dalam mendukung program ketahanan pangan di daerah adalah memetakan wilayah rawan bencana sehingga dapat dilakukan langkah-langkah mencegah krisis pangan didaerah.
“Kemudian pemetaan rawan pangan, inikan hujan terus jadi kita petakan mana wilayah-wilayah yang rawan banjir sehingga jika curah hujan terus meningkat, inikan musim-musim mulai tanam nih, kalau misalnya padi yang ditanam itu terendam karena banjir maka kita sudah harus bersiap-siap untuk membantu benih padi sehingga tidak terjadi gagal panen. Seperti itulah bentuk dukungan terhadap ketahanan pangan kita,” pungkasnya. (One)