Gubernur Kalimantan Barat Cornelis, ketika menanam Kemiri Sunan di Desa Kasturi Kecamatan Mandor Kabupaten Landak, Senin (31/7). (Foto: Hen)
MANDOR, LANDAK NEWS – Setelah penanaman di Desa Teluk Bakung Kecamatan Ambawang Kubu Raya, beberapa tahun lalu bersama para Duta Besar negara sahabat, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat kembali menanam Kemiri Sunan di Desa Kasturi Kecamatan Mandor Kabupaten Landak, Senin (31/7).
Hadir dalam kegiatan tersebut, Gubernur Kalimantan Barat Cornelis, Ketua Dewan Pertimbangan Pengendalian Perubahan Iklim Sarwono Kusumaatmadja, Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bupati Landak dr. Karolin Magret Natasa, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalbar Ny. Frederika Cornelis, serta tamu undangan lainnya.
Menurut Cornelis, Kalimantan Barat adalah salah satu Provinsi di Indonesia yang aktif dalam kegiatan Reducing Emision Deforestation and Degradation Plus (REDD+). Task Force yang berpusat di Amerika Serikat sejak 2010. Sedagkan GCF (Gubernur Climate Forest and Task Force) merupakan satuan tugas iklim dan hutan yang merupakan kolaborasi Subnasional antara 26 negara bagian, Provinsi dan Kawasan di delapan negara yang berupaya melindungi hutan tropis, serta mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan.
Dijelaskan Cornelis, Penanaman Kemiri Sunan itu sebagai tindak lanjut kesepakatan forum GCF dengan Gubernur California Arnold Schwarzenegger sebagai pencetus ide gerakan perubahan iklim adalah upaya rehabilitasi lahan. Upaya ini dilakukan dengan penanaman tanaman bermanfaat dari segi ekonomis dan dapat digunakan untuk konservasi lahan. Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mencanangkan penanaman kemiri sunan 12.300 bibit grafting, dan 25 kilogram benih. Di Teluk Bakung Kubu Raya, 2015.
“Penanaman kemiri sunan ini sebagai bentuk dukungan pemerintah provinsi Kalimantan Barat atas komitmen pemerintah pusat untuk peningkatan penggunaan energy bersih dan terbarukan karena bukan dari bahan bakar fosil, dan sebagai wujud perilaku ramah lingkungan.” ujar Cornelis.
Kemiri Sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Air Shaw adalah jenis tanaman penghasil minyak nabati dan konservasi lahan. Dan untuk di Desa Kasturi Kecamatan Mandor ini sebagai tindak lanjut dalam upaya rehabilitasi lahan dalam rangka meningkatka tutupan lahan dan cadangan Karbon yang merupakan bagian kegiatan REDD+ di Kalbar.
Ketua Dewan Pertimbangan Pengendalian Perubahan Iklim, Sarwono Kusumaatmadja mengatakan saat ini isu perubahan iklim sedang dirundingkan di tingkat internasional, dan nasional, instrumennya sedang dilengkapi, namun inisiatif lokal menjadi penting, karena akan sangat berpengaruh dalam pembentukan kebijakan baik dalam internasional maupun nasional, 5-10 tahun ke depan jika kemiri sudah tumbuh banyak maka suara Indonesia akan menjadi kuat di tingkat Internasional, dan kuatnya karena Kalimantan Barat. “Kita jangan menunggu, ikuti saja teladan dari Gubernur Kalbar, dan kita galakan ini, ini pilihan tepat karena memproduksi biodiesel, dan menciptakan produk lain, untuk bahan penolong bahan industrial,”
Desa Iklim
Bupati Landak dr. Karolin Margret Natasa mengucapkan terima kasih atas aksi nyata pemerintah dalam mengurangi deforestasi hutan, Pemerintah Kabupaten Landak mendukung untuk semua upaya yang sudah menjadi isu internasional untuk mengendalikan perubahan iklim, karena perubahan iklim mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, maka harus ada aksi nyata. Di Landak berdasarkan peta terakhir ada tiga desa, yakni Desa Salatiga, Desa Mandor dan Desa Kasturi yang waspada kebakaran hutan, namun sampai saat ini situasi aman terkendali, dan titik api terus dipantau. Yang menjadi persoalan adalah kebiasaan masyarakat membakar ladang, namun tetap dipantau dan diawasi jangan sampai meluas. “Kami sedang mempersiapkan tiga desa ini menjadi desa iklim, dan sedang dibuat kajian dan mempersiapkan untuk mensukseskan program dari Pusat. Mengenai Desa Iklim, mudahan dalam waktu dekat ada hal yang bisa dilaksanakan sebagai bentuk aksi dari Pemkab Landak, karena yang ditunggu dunia saat ini adalah aksi.” Pungkas Karolin. (Hen).