Jakarta -Seruan tiga kali masa jabatan Presiden semakin gencar terdengar akhir-akhir ini. Namun, Presiden Joko Widodo menyatakan, dirinya akan tetap taat kepada konstitusi.
Presiden Joko Widodo akhirnya angkat bicara terkait teriakkan masyarakat yang menyerukan wacana perpanjangan masa jabatan Presiden menjadi tiga periode. Isu tersebut kian santer terdengar baik dari elemen masyarakat maupun dari elite politik.
Tanpa berkomentar panjang, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menegaskan bahwa dirinya akan tetap taat pada konsitusi yang berlaku.
“Yang namanya keinginan masyarakat, yang namanya teriakkan seperti itu sudah sering saya dengar. Tetapi yang jelas konstitusi kita sudah jelas, kita harus taat, harus patuh terhadap kostitusi,” ungkapnya di sela-sela kunjungan kerja di Candi Borobudur, Magelang, Jawa tengah, Rabu (30/3).
Sikap Partai Oposisi
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengakui bahwa isu perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode sering terdengar di berbagai daerah dan di dalam acara yang kerap dikunjungi oleh Jokowi. Namun, sampai detik ini Partai Demokrat secara tegas menolak wacana tersebut karena melanggar konstitusi yang ada.
“Kedua, Demokrat pernah memerintah 10 tahun, dan pada masa itu juga di periode kedua, citra Pak SBY cukup tinggi, dan ada juga yang goda-goda tapi kemudian Pak SBY secara tegas menyatakan tidak, tetap 10 tahun, dua periode karena itu menurut konsitusi. Konstitusi yang kita maksud adalah UUD 1945 yang telah di ubah beberapa kali sebagai akibat dari reformasi. Reformasi itu menjadi sejarah penting bagi Indonesia pada tahun 1998 mengakhiri masa kepemimpinan Presiden Soeharto, selama 32 tahun,” ungkap Hinca kepada VOA.
Menurutnya, konstitusi yang menyatakan bahwa masa jabatan presiden cukup dua periode sudah menjadi keputusan dan konsensus politik secara nasional seluruh rakyat Indonesia , apalagi karena Indonesia mempunyai sejarah kelam tentang tumbangnya rezim orde baru.












