Home / Nasional

Kamis, 31 Oktober 2024 - 19:12 WIB

Indonesia Resmi Bergabung dengan BRICS: Apa Untung dan Ruginya?

PADA tahun 2023, Indonesia secara resmi diundang bergabung dengan kelompok ekonomi BRICS, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

Bergabungnya Indonesia ke dalam BRICS menandai langkah penting dalam upaya memperkuat hubungan ekonomi global.

Lalu, apa saja keuntungan dan tantangan yang bisa dihadapi Indonesia dalam kelompok ini?

Keuntungan Indonesia Bergabung dengan BRICS

Salah satu keuntungan utama adalah kesempatan untuk memperkuat hubungan ekonomi dengan negara-negara BRICS, yang sebagian besar merupakan negara dengan ekonomi besar dan berkembang pesat. Dengan total populasi lebih dari 3,2 miliar jiwa, BRICS merupakan pasar besar yang dapat membuka peluang baru bagi produk-produk ekspor Indonesia, seperti kelapa sawit, karet, dan tekstil. Kerjasama ini juga memungkinkan peningkatan investasi dari negara-negara BRICS ke sektor-sektor penting di Indonesia, termasuk infrastruktur, energi terbarukan, dan teknologi.

Selain itu, Indonesia akan memiliki akses ke New Development Bank (NDB), lembaga keuangan BRICS yang didirikan untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan proyek berkelanjutan di negara-negara anggotanya. Dengan dukungan NDB, Indonesia dapat memperoleh pembiayaan dengan bunga rendah yang bermanfaat untuk proyek-proyek besar, seperti pembangunan jalan tol, jembatan, pelabuhan, dan fasilitas energi terbarukan. Ini juga memberikan kesempatan untuk mengurangi ketergantungan pada lembaga keuangan internasional tradisional seperti Bank Dunia dan IMF.

Baca juga  Testing Covid-19 RI Kalah Dibanding Negara Menengah ke Bawah

Di bidang geopolitik, keanggotaan BRICS juga dapat meningkatkan posisi tawar Indonesia di kancah internasional. Dalam berbagai isu global, BRICS berupaya mengurangi dominasi negara-negara Barat dan mendorong sistem multipolar yang lebih seimbang. Dengan menjadi bagian dari BRICS, Indonesia dapat memiliki peran yang lebih besar dalam menentukan kebijakan-kebijakan global, khususnya dalam isu-isu perdagangan, perubahan iklim, dan stabilitas keuangan.

Tantangan yang Dihadapi Indonesia di BRICS

Namun, bergabungnya Indonesia dalam BRICS juga membawa sejumlah tantangan. Pertama, perbedaan kepentingan antara negara-negara anggota BRICS dapat menjadi hambatan dalam mencapai kesepakatan bersama. Misalnya, kebijakan ekonomi dan politik antara China dan India yang sering kali bertolak belakang bisa mengganggu soliditas kelompok. Indonesia perlu bersikap hati-hati agar tetap menjaga hubungan baik dengan semua anggota tanpa memihak salah satu pihak secara terbuka.

Selain itu, fokus investasi dari BRICS bisa berdampak pada sektor-sektor tertentu di Indonesia yang memiliki potensi konflik kepentingan, seperti sektor pertanian dan energi. Apabila investasi asing tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat merugikan para pelaku usaha lokal, terutama di sektor-sektor yang berhadapan langsung dengan persaingan dari negara-negara anggota BRICS.

Baca juga  Kenaikan Harga Pertamax Cs Kini Harus Atas Persetujuan Pemerintah

Di sisi lain, bergabung dengan BRICS bisa membuat Indonesia menghadapi tekanan diplomatik dari negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat. Sebagai bagian dari BRICS, yang memiliki agenda mengurangi dominasi dolar AS, Indonesia mungkin akan berada dalam posisi yang menantang, terutama dalam menyeimbangkan hubungan baiknya dengan negara-negara Barat.

Kesimpulan

Keputusan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS adalah langkah yang berpotensi memberikan banyak manfaat ekonomi dan geopolitik. Namun, seperti halnya kebijakan lainnya, keanggotaan ini juga membawa tantangan yang harus dikelola dengan bijaksana. Dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat memaksimalkan manfaat dan meminimalkan risiko dari keikutsertaannya dalam BRICS, demi meningkatkan kesejahteraan rakyat dan memperkuat posisi Indonesia di panggung dunia.

Penulis: Heri Irawan (Pimred Landak News)

Share :

Baca Juga

Nasional

Prabowo yang Pertama Disebut Jokowi, Erick Thohir Enggan Berdiri

Nasional

Omicron Menggila, Jokowi: Kurangi Mobilitas, Kembali ‘WFH’

Nasional

Perang Ideologi: Perempuan, Terorisme dan Deradikalisasi

Nasional

Lagunya Cetak Rekor, Aziz Hedra Viral Hingga Asia Tenggara

Nasional

Transaksi Rp 300 Triliun di Kemenkeu Sudah sejak 2009, Mahfud MD: Ganti Menteri 4 Kali Gak Bergerak

Nasional

Dalam Sosialisasi Kebangsaan, Kemenag Sukoharjo Sampaikan ‘Jangan Pernah Salah Menafsirkan Pemahaman’

Nasional

Pemerintah Masih Kaji Perpanjangan PPKM Darurat

Nasional

Kemenlu: Acara LGBT Tidak Terkait dengan Pertemuan ASEAN di Jakarta
error: Content is protected !!