Gubernur Kalbar Cornelis mengunjungi Keraton Pakunegara Tayan di Desa Pedalaman Kecamatan Tayan Hilir Kabupaten Sanggau didampingi Ny. Frederika Cornelis, Wakil Bupati Sanggau Yohanes Ontot, Camat Tayan Hilir dan Kapolsek Tayan Hilir. Minggu (18/6), disambut salah satu kerabat Keraton Gusti Dadang Kabri, Kepala Desa dan Kepala Dusun Pedalaman Kecamatan Tayan Hilir.
* Kunjungi Keraton Pakunegara Tayan
TAYAN, LANDAK NEWS – Gubernur Kalimantan Barat Cornelis dalam kunjungan kerjanya ke Kecamatan Tayan Hilir Kabupaten Sanggau meluangkan waktu mengunjungi Keraton Pakunegara Tayan. Kedatangan orang nomor satu di Kalbar itu ke Situs Sejarah Kerajaan Melayu yang terletak di Desa Pedalaman Kecamatan Tayan Hilir Kabupaten Sanggau itu selain didampingi Ny. Frederika Cornelis, juga Wakil Bupati Sanggau Yohanes Ontot, Camat Tayan Hilir dan Kapolsek Tayan Hilir. Kedatangan Cornelis beserta rombongan, Minggu (18/6), disambut salah satu kerabat Keraton Gusti Dadang Kabri, Kepala Desa dan Kepala Dusun Pedalaman Kecamatan Tayan Hilir.
Begitu turun dari kendaraan, Gubernur Cornelis, langsung menuju salah satu meriam yang berjejer menghadap Sungai Kapuas, 10 buah meriam yang posisinya ada diarea depan keraton yang berukuran agak besar dan amat sederhana, dilubang sudut terdapat tulisan VOC. Meriam-meriam ini disusun berjajar dikiri kanan jalan menuju keratin, menghadap ke Sungai Kapuas.
Didampingi Gusti Dadang Kabri, Cornelis memasuki Keraton yang bangunannya sebagian besar dari kayu Ulin. Sampai di dalam, Mantan Bupati Landak itu masih mengagumi meriam yang ukurannya lebih kecil, yang diletakkan di salah satu bangsal ruang dalam istana. Kemudian Cornelis menuju papan silsilah Kerajaan dan gambar Raja-raja Melayu yang pernah memerintah di Keraton Pakunegara Tayan, yakni Gusti D’Jafar Bin Gusti Tamjid yang bergelar Panembahan Anom Adinegara ke-12, Foto Panembahan Gusti Ismail, dan Gusti Yusri, SH., Penerus tahta sampai sekarang.
Cornelis bersama rombongan kemudian masuk Ruang singgasana yang terletak di bagian paling belakang bangunan, dengan posisi kedudukan permukaan lantai lebih tinggi dari bangunan lainnya, yang menandakan kesucian ruang tersebut. Kondisi ruang singgasana ini sudah dipugar dengan bahan kayu ulin, sehingga terlihat mewah dengan hamparan permadani di bagian tengah. Namun seperti dijelaskan Gusti Dadang, pemugaran belum selesai, terlihat tempat Raja Bertahta masih dalam pengerjaan, dan rangka tempat tidur Raja juga masih tersusun di belakang Singgasana.
Usai mengunjungi ruang utama, Ketua DPD PDI Perjuangan Kalbar itu kemudian kembali ke ruang pertama dan menandatangani Buku tamu. Kemudian Cornelis ditunjukan fotocopyan bertuliskan Terjemahan Naskah Kolonial Belanda Abad XVIII dengan judul Orang Dayak Dalam catatan Kolonial Belanda Abad XVIII koleksi Keraton Pakunegara Tayan 2013, Cornelis pun terlihat membaca buku tersebut. Sebagai Kerajaan Melayu, Keraton Pakunegara Tayan, selain menyimpan benda sejarah, juga memiliki perpustakaan, yang menyimpan dokumen-dokumen sejarah, seperti, buku Tunjuk Ajar Melayu, Syair Nasib Melayu tulisan Tenas Effendy dan buku lainnya.
Pada kesempatan itu juga Cornelis sebagai Gubernur sekaligus pamit karena tanggal 14 Januari 2018 sudah tidak lagi menjadi Gubernur, namun demikian dirinya berpesan agar situs sejarah Keraton Pakunegara Tayan harus tetap dijaga sebagai bukti bahwa orang Kalimantan Barat juga bisa mengurus negara. Disamping itu, Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) itu mengharapkan agar tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. “Saya terima kasih pak, sekaligus saya pamit tanggal 14 Januari 2018 saya sudah tidak jadi Gubernur Kalbar lagi, tolong situs-situs sejarah ini kita kawal baik-baik karena ini membuktikan bahwa kita bisa ngurus negara. Persatuan dan Kesatuan tetap kita jaga.” Ujar Cornelis.
Mewakili Kerabat Keraton, Gusti Dadang Kabri juga berterima kasih kepada Gubernur Cornelis yang sudah berkunjung ke Keraton Pakunegara Tayan, dirinya berharap kunjungan orang nomor satu di Kalbar itu bisa memberikan warna yang baik bagi Kerabat Keraton dan Masyarakat Tayan Hilir, “ Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Gubernur sebagai Kepala Daerah Provinsi Kalimantan Barat yang telah berkenan hadir di Keraton Pakunegara Tayan mudah-mudahan dengan kunjungan beliau di Keraton Tayan ini memberikan warna yang baik informasi yang baik bagi kami khususnya warga Keraton dan Kecamatan Tayan Hilir ini.” Ujar Gusti Dadang Sabri.
Dari berbagai sumber seperti Sejarah Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat karangan JU. Lontaan, laman wikipedia, keratonpakunegaratayan.wordpress.com, menuliskan, Kerajaan Tayan di dirikan oleh Gusti Lekar, anak kedua dari Panembahan Dikiri (Raja Matan). sedangkan anaknya yang pertama bernama Duli Maulana Sultan Muhammad Syarifuidin, menggantikan ayahnya menjadi Raja Matan. Sultan Muhammad Syarifudin adalah Raja pertamayang memeluk agama islam oleh tuan Syech Syamsuddin dan mendapat hadiah dari raja mekah sebuah Qur’an kecil dan sebentuk cincin bermata jamrut merah. Kedatangan Gusti Lekar di Tayan semulanya untuk mengamankan upeti dari rakyat daerah itu kepada kerajaan matan, sebelumnya pembawa upeti tersebut selalu mendapat gangguan oleh seseorang yang mengatakan dirinya raja di kuala lebai (Labai). untuk semuanya itu Gusti Lekar bersama seorang suku dayak bernama Kia Jaga dari Tebang berhasil mengamankan upeti tersebut sampai ke kerajaan Matan.
Secara Administratif Situs Keraton Tayan terletak di Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Secara geografis Desa Pedalaman yang berbatasan dengan Desa Cempedak dan Desa Emberas disebelah utara, Desa Beginjan disebelah timur, Desa Tanjung Bunut, Kecamatan Toba didaaerah selatan dan Desa Kawat yang berbatasan langsung dengan Sungai Kapuas dan sungai Dalam Tayan. Keraton tersebut hanya berjarak 50 meter dari tepi sungai kapuas. Jalan menuju lokasi ini dapat ditempuh melalui jalan raya dan sungai.
Seperti umumnya keraton-keraton di Kalimantan, Keraton Tayan menghadap ke arah selatan Sungai Kapuas. Bangunan fisik keraton yang berukuran panjang 110 m dan lebar 70 m ini dibangun di atas 110 tiang-tiang kayu belian setinggi 2 meter. Bagian belakang Keraton Pakunegara Tayan. Bangunan dua lantai ini berdinding papan belian dan beratap sirap limasan, dan terdiri atas 4 bagian yang terdiri atas ruang balairung, ruang musyawarah, ruang singgasana, dan ruang dapur. Ruang balairung merupakan bangunan tambahan yang dibuat pada 1931. (R)