Bupati Landak dr. Karolin, memotong bambu. Setelah itu membuka kegiatan Peningkatan Peran Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS) di Desa Amboyo Inti Ngabang, Rabu (19/07/17).
NGABANG, LANDAK NEWS – Bupati Landak dr. Karolin Margret Natasa mengatakan bahwa dana desa dapat dialokasikan untuk kegiatan pemberdayaan perempuan melalui kegiatan yang dilakukan oleh tim penggerak PKK di tingkat desa.
Hal ini disampaikannya saat memberikan sambutan dalam rangka membuka kegiatan Peningkatan Peran Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS) di Desa Amboyo Inti Ngabang, Rabu (19/07/17).
Mantan Anggota DPR RI itu menjelaskan desa saat ini memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri dengan melakukan pembangunan secara mandiri melalui dana desa. Oleh sebab itu setiap kepala desa wajib menganggarkan dana desa untuk kegiatan pemberdayaan perempuan di desa.
“Duit ada, sekarang bagaimana kita mengarahkan mereka agar kegiatan mereka itu adalah kegiatan yang memberikan manfaat, bukan hanya ngabiskan duit atau mengejar target penyerapan anggaran. Inilah tugas kita kedepan bagaimana dana desa yang dikucurkan dari pemerintah pusat itu dapat juga digunakan untuk kegiatan pemberdayaan kaum perempuan yang ada didesa,” paparnya.
Dokter yang pernah bertugas di Puskesmas Mandor itu berharap agar kaum perempuan dapat dilibatkan dalam pengelolaan dana desa melalui Badan Usaha Milik Desa.
“Saya berharap di Desa Amboyo Inti langsung dibuat Badan Usaha Milik Desa, walaupun belum dianggarkan, buat saja dulu untuk kita bisa memilih salah satu yang menjadi andalan kita, dan di BUMDes itu harus ada keterwakilan perempuannya, lebih bagus lagi jika manajer BUMDesnya itu adalah perempuan. Jadi kegiatan kita itu jangan hanya seremonial saja tetapi yang berdayaguna dan saya berharap hal itu dapat dilakukan di semua desa. Sebenarnya peluangnya itu ada pemberdayaan perempuan melalui kegiatan didesa dengan memanfaatkan dana desa yang sudah ada.” ungkapnya.
Karolin juga mengatakan terdapat beberapa desa di Kabupaten Landak yang tidak menganggarkan dana desanya untuk kegiatan PKK. Meskipun hanya sedikit tapi menurut Puteri Pertama Gubernur Kalbar itu sudah cukup berarti untuk mendayagunakan peranan perempuan di desa.
“Karena ada desa yang tidak menganggarkan dana desa untuk kegiatan PKK. Dilaporan dana desanya itu nol untuk kegiatan PKK. Nanti bisa dicek oleh Pemdesnya kemudian dapat dilakukan pembinaan terhadap desa-desa agar menganggarkan dana desanya setiap tahun untuk kegiatan Ibu-Ibu PKK. Yah, tidak banyak toh. Kalau misalnya total dananya diatas 800 juta masih bisa dianggarkan sedikit untuk kegiatan Ibu-Ibu PKKnya. Contohnya Desa Amboyo Inti ini telah menganggarkan 10 juta dari dana desanya. Sebenarnya dengan begitu sudah cukup membantu Ibu-Ibu PKK kita dalam melaksanakan kegiatannya,” kata Karolin. (Hi74)