lWarga binaan Rutan Landak sedang diperiksa tim dari Dinas Kesehatan Landak. (Foto: Istimewa)
NGABANG, LANDAKNEWS – Tim dari Dinas Kesehatan Landak melakukan Rapid Test untuk pemeriksaaan HIV/AIDS kepada Warga Binaan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Klas IIB Landak, Jumat (8/12) pagi.
Kabid Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Landak, Sri Wahyuni mengatakan, pemeriksaan HIV/AIDS dalam rangka peringatan Hari AIDS se Dunia pada 1 Desember lalu.
“Selain itu sebagai program pemerintah harus memeriksaan di Rutan. Karena mereka kumpul dalam satu ruang dan orang banyak Kalau ada satu penderita kemungkinan bisa menular jadi untuk mencegah sejak dini, “ungkap Sri.
Sebelum pemeriksaan, dilakukan penyuluhan dan tanya jawab. warga binaan agar paham bagaimana penularan dan lainnya dan diambil darah untuk diperiksa.
“Kalau ada ditemukan positif akan kita berikan pengobatan VCT di rumah sakit Landak, “kata Sri.
Ia menegaskan, jumlah penderita HIV/AIDS di Landak yang ditemukan dari sejumlah Puskesmas dan Rumah sakit, sebanyak 80 orang dan dari luar yang berobat di Landak 98 orang sehingga total sampai sekarang 178 penderita HIV/AIDS.
“Dari jumlah itu, ada tiga pasangan ibu dan anaknya terkena. Dua pasangan dari Kecamatan Ngabang dan satu pasangan dari Air Besar, “ungkap Sri.
Selanjutnya, ibu hamil yang terkena HIV/AIDS ada satu dari Ngabang dan satu di Sengah Temila. “Kalau ibu hamil rutin minum obat maka tidak akan menular kepada anaknya dalam kandungan,”jelas Sri.
Sri Wahyuni menambahkan, data penderita HIV/AIDS di Landak juga ada berstatus gigolo (pria sewaan untuk memuaskan seks wanita). “Ada juga gigolo yang terkena HIV/AIDS,” ucapnya singkat.
Sementara itu, Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan Landak, Sukirman menyambut baik kegiatan pemerintah dalam pemeriksaan penyakit menular bagi warga binaan Rutan Landak. Jumlah warga binaan ada 135 orang terdiri 6 wanita dan laki-laki 129 orang.
“Adanya penyuluhan kami terima kasih kepada pemerintah yang telah peduli kepada warga binaan. Karena
sangat bersyukur paling tidak pencegahan atau penanganan awal karena kami tidak ada tenaga medis, ” ungkapnya.
Oleh: One