KETAPANG, LANDAKMEWS – Calon Gubernur Kalbar nomor urut dua, Karolin Margret Natasa memastikan dirinya akan mewujudkan pembangunan yang berkeadilan dan merata di seluruh wilayah Kalbar.
“Kami menjamin pembangunan yang telah kami rencanakan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat, karena akan kita lakukan secara merata dan berkeadilan. Proses yang dilalui juga secara bertahap dan terpadu,” kata Karolin di Ketapang, Selasa (29/5/2018).
Hal ini disampaikannya untuk mematahkan isu yang berkembang kepemimpinannya hanya berpihak pada satu wilayah atau kelompok saja.
“Saat ini isu yang dihembuskan adalah ketika saya memimpin, hanya akan memajukan Kabupaten Landak saja, dan pak Gidot hanya akan mengurus Bengkayang. Saya rasa ini pemikiran yang sangat dangkal, karena sejatinya, sebagai seorang pemimpin tentu harus bisa mengakomodir semua wilayah yang dipimpinnya dan ini yang akan kami lakukan,” tuturnya.
Karolin menjelaskan, saat menjadi Bupati Landak, tentu yang akan diurusnya adalah Kabupaten Landak dan tidak mungkin mengurus daerah lain yang bukan menjadi kewenangannya.
“Demikian kalau saya menjadi Gubernur, tentu yang saya urus itu se-Kalbar, karena Kalbar merupakan wilayah kerja saya,” ucapnya.
Dia mencontohkan bagaimana Cornelis memimpin selama 10 tahun telah berupaya memeratakan pembangunan di Kalimantan Barat. Program yang dijalankan telah sesuai dengan tugas dan kewenangan sebagai seorang Gubernur.
“Kita bekerja sesuai tugas dan kewenangan yang telah diatur dalam undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah. Kalau mau dilihat buktinya, Kabupaten Sambas contohnya, jika dihitung-hitung Cornelis kalah di sana tetapi pembangunan juga diberikan kesana. Jalan provinsi dibangun, PLBN di Aruk juga dibangun. Tidak juga semuanya diberikan ke Kabupaten Landak saja,” tegasnya.
Karolin juga mengatakan ketika dirinya menjabat sebagai anggota DPR RI, aspirasi yang diserapnya kemudian diusulkannya tidak hanya berasal dari satu kelompok dan golongan atau daerah saja. Melainkan semua diterima dan diusulkannya.
“Begitu juga saat di DPR RI, yang saya serap aspirasinya itu mulai dari Kapuas Hulu hingga ke Kota Pontianak. Masih ingat Hiu bersaudara dari Siantan, Pontianak, bagaimana kami berjuang menyelamatkan kedua bersaudara itu dari hukuman mati di Malaysia,” imbuhnya.
Dalam kasus itu, lanjut Karolin, dirinya tidak bertanya etnisnya apa. “Selama dia warga Kalbar, Kami bantu sebisa kami,” pungkas Karolin.
Penulis: Tim Liputan
Editor: One