PONTIANAK, LANDAKNEWS – Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Pusat Riset Demokrasi (Pride) berkenaan Pilkada Kalbar 2018, tingkat elektabilitas pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur nomor urut dua, Karolin Margret Natasa dan Suryadman Gidot, teratas dari paslon Milton-Boyman dan Midji-Norsan.
“Terkait tingkat elektabilitas pasangan calon, responden memberikan penilaian kepada pasangan calon Karolin-Gidot sebesar 45 persen, diikuti pasangan calon Sutarmidji-Norsan 41 persen, pasangan calon Milton-Boyman sebesar 9 persen, dan yang belum menentukan pilihan sebesar 5 persen,” ujar Henry Robert dari Pride saat memaparka hasil survei di Pontianak, Jumat (22/6/2018).
Untuk tingkat popularitas ketiga paslon, pasangan Karolin-Gidot masih memuncaki hasil survei, yakni sebesar 97,44 persen.
“Tingkat popularitas pasangan calon masih dipuncaki oleh pasangan Karolin-Gidot sebesar 97,44 persen, dan diikuti paslon Sutarmidji-Ria Norsan sebesar 94,58 persen, serta pasangan Milton-Boyman sebesar 61,58 persen,” ungkapnya.
Hasil survei ini berdasarkan wawancara secara tatap muka terhadap 1200 respon pada 5-10 Juni lalu. Henry menjelaskan, responden diambil acak dan proporsional di 100 kelurahan/desa di 14 kabupaten/kota yang ada di Kalbar.
“Metode survei menggunakan multistage random sampling. Pengambilan sampel dilakukan secara proporsional,” katanya.
“Sedangkan margin of error (MoE) adalah 2,7 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen,” timpal Henry.
Adapun karakteristik respon yang diinterview, berusia 17-60 tahun ke atas. Dari segi pendidikan, responden diambil dari mereka yang berpendidikan SD sampai lulusan perguruan tinggi.
Selain popularitas dan elektabilitas, Pride juga mensurvei opini publik terhadap visi, misi dan program kerja para kandidat Pilkada Kalbar.
Pride menemukan banyak responden yang telah menentukan pilihannya di Pilkada Kalbar 2018 adalah sebesar 92,25 persen dan sebanyak 7,75 persen responden belum menentukan pilihannya.
“Adapun alasan responden memilih pasangan calon, adalah karena program atau visi misinya sebesar 45 persen, diikuti karena latar belakang pasangan calon 30 persen. Selanjutnya karena intelektualitas pasangan calon sebesar 21 persen, serta alasan suku dan agama 4 persen,” katan Henry. (*)