Ngabang (Landak News) – Pemerintah pusat mendorong daerah menjadikan pencegahan stunting sebagai prioritas pembangunan sehingga seluruh sumber daya yang dimiliki dapat dimobilitasi untuk pencegahan stunting.
“Dalam pencegahan santing dalam beberapa tahun belakangan ini dinas kami melakukan kerja sama dengan dinas terkait atau atau lintas sektoral program terkait, guna mengatasi stunting,” kata Tapianus Topo S.Tr. Gizi, Kasi Kesega & Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Landak, tadi pagi diruang kerjanya.
Lintas setornya, kata Topo, adalah Bappeda dengan menggelar rembuk stunting yang dikuti oleh beberapa kepala OPD, organisasi masyarakat, maupun organasi profesi, kerja sama dalam satu meja, mencari solusi untuk mencegah stunting.
Dinas Kesehatan sendiri, diakui Topo, banyak melakukan kegiatan seperti di kelas ibu hamil, mengkuatkan penyuluhan bagi ibu hamil gizi seimbang saat ibu hamil, maupun menyususi. Selanjutnya ada juga penyuluhan pentingnya Air Susu Ibu (ASI) ekslusif bagi bayi 0-6 bulan, selanjutnya pemberian sosialiasi Pemberian Makan Bayi Anak (PMBA), bagaimana memberikan makanan yang baik bagi benar pada anak pada usia 6 buan, penyuluhan tentang gizi-gizi lainnya.
Di Kabupaten Landak sendiri, kata Topo, angka stunting mengalami penurunan, dari tahun 2019 sampai 2021, angka stunting ini mengalami penurunan dratis. di mana pada tahun 2019 angka stunting 30,7 %, tahun 2020 angka stunting 28,6 % tahun 2021 angka stunting 22,4 %.
“Dari tahun 2019-2020 angka stuntinya 2,5 %, kemudian masuk tahun 2020-2021 angka stunting 6 %,” jelasnya.
Ditingkat desa, lanjut Topo, pihaknya melakukan kampanye-kampanye, kepada camat, atau perangkat desa, kades kadus dikumpulkan, serta ibu-ibu PKK Desa, diikuti juga para kader-kader posyandu, ibu hamil ibu menyusui, diberikan penyuluhan.
Topo berharap angka stunting di Kabupaten Landak setiap tahunya ada menurun, di mana target nasional angka stunting seluruh Indonesia tidak terlalu besar antara 1-2 % sudah baik, karena menekan angka stunting teramat berat dilapangan.
“Kita bersama-sama menekan angka stunting, kita juga bersama-sama melakukan intervensi penurunan stunting terintegrasi,” harapnya.
Topo menambahkan anak-anak stunting berisiko lebih tinggi mengidap penyakit degeneratif, seperti kanker, diabetes, obesitas. Hal ini disebabkan karena kebutuhan zat gizi mikro makro dalam tubuh tidak terpenuhi secara maksimal sehingga pembentukan fungsi sel tubuh lainnya tidak sempurna. (H)







