JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap strategi meningkatkan pendapatan negara dari komoditas unggulan, khususnya dari sawit. Cara tersebut, sambung Luhut, yaitu lewat pengawasan berbasis digital. Dia menilai digitalisasi dalam pengelolaan sektor sawit, sebagai langkah kunci untuk meningkatkan kontribusinya terhadap ekonomi nasional dan menjadikan Indonesia lebih baik secara keseluruhan.
“Sawit nggak pernah dijama atau kurang dijama atau mungkin tidak dijamah, sehingga penerimaan itu nggak jelas,” kata Luhut saat menghadiri pengukuhan Kepengurusan DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit (Apkasindo) di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Rabu (9/10/2024).
Luhut mengaku telah melaporkan ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto tentang jurus meningkatkan penerimaan negara ini.
“Ini saya laporkan juga pada Presiden Terpilih, saya katakan Pak sebenarnya enggak terlalu susah, kalau kita mau konsisten terhadap digitalisasi,” kata Luhut.
Luhut mengatakan sistem ini juga telah meningkatkan penerimaan negara sebesar 40% pada komoditas batu bara. Kepada Prabowo, dia mengatakan juga sedang menggarap Simbara untuk komoditas lainnya, yakni kelapa sawit.
“Sekarang Simbara untuk kelapa sawit kita mulai,” kata dia.
Luhut mengatakan selama ini data mengenai kelapa sawit di Indonesia kurang lengkap. Padahal, kata dia, potensi penerimaan negara dari komoditas ini amat besar.
“Kelapa sawit datanya sampai hari ini baru mulai lengkap dan itu penerimaan negara yang besar sekali,” kata dia.
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo menyebut terdapat potensi penerimaan negara sebesar Rp 300 triliun yang belum tergarap.
Dia mengatakan Prabowo tentu akan mengejar potensi penerimaan negara yang hilang itu. Prabowo, kata dia, juga sudah memegang daftar 300 pengusaha ‘nakal’ yang mengemplang pajak.
Sumber: Sawit Indonesia