Home / Internasional

Minggu, 13 Oktober 2024 - 06:25 WIB

Serangan Israel terhadap Pasukan UNIFIL Disengaja

foto
© Copyright (c) 2016 TEMPO.CO

foto © Copyright (c) 2016 TEMPO.CO

JAKARTA  – Penasihat The Indonesian Society for Middle East Studies (ISMES), Smith Alhadar, menilai Israel memiliki kecenderungan sengaja menyerang pasukan penjaga perdamaian United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) agar memudahkan mereka menaklukkan Hizbullah yang bercokol di Lebanon selatan. Pasalnya, wilayah operasi UNIFIL pada dasarnya sudah ditetapkan di kawasan yang memisahkan antara Lebanon dengan Israel atau blue line. Area itu tidak boleh dijadikan medan perang, apalagi menjadikan anggota UNIFIL sebagai sasaran.

“Adanya blue line dilihat Israel sebagai kendala yang menghambat pergerakan pasukan daratnya,” kata Alhadar kepada Tempo, Sabtu, 12 Oktober 2024.

Menurutnya, sepanjang UNIFIL berada di sana (blue line), invasi besar-besaran Israel ke Lebanon selatan, basis Hizbullah, untuk menghancurkan kelompok bersenjata pro-Iran itu sebagai tujuan perang Israel mustahil akan berhasil. Jika Hizbullah tidak berhasil terusir dari Lebanon selatan, maka Hizbullah akan selamanya menghadirkan ancaman bagi wilayah utara Israel.

“Dengan begitu, tujuan perang Israel di Lebanon akan sia-sia,” tuturnya.

Alhadar menduga Israel memiliki harapan agar UNIFIL mengosongkan wilayah blue line usai serangan itu untuk diambil alih tentara resmi Lebanon. Di sisi lain, tentara resmi Lebanon cenderung bersikap netral terhadap konflik antara Israel dan Hizbullah. Oleh sebab itu, Hizbullah memiliki pengaruh lebih kuat daripada tentara resmi Lebanon sekaligus memiliki peran besar dalam politik Lebanon.

Baca juga  Ketua Komisi A DPRD Landak Menghadiri Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Kampanye dan Dana Kampanye Pemilihan Umum Tahun 2024

“Maka penghancuran Hizbullah untuk digantikan tentara Lebanon dilihat sebagai satu-satunya opsi yang tersedia bagi Israel,” ucapnya.

Alhadar juga mengingatkan pada dasarnya UNIFIL berperan sebagai pasukan perdamaian yang dibentuk berdasar Resolusi DK PBB 2701 dan sengaja ditempatkan di Lebanon selatan usai perang Israel melawan Hizbullah tahun 2006.

Peristiwa penyerangan Israel terhadap UNIFIL yang membuat dua prajurit TNI luka-luka, terjadi pada Kamis, 10 Oktober 2024 di Tower Pengamatan Naquora. Ketika itu, IDF terlibat kontak tembak dengan Hizbullah. Naquora merupakan salah satu titik pos yang dijaga oleh TNI. Di pos itu, ada personil pengamat situasi dari militer Indonesia yang bertugas di Lebanon.

UNIFIL sudah merilis kronologi kejadian baku-tembak antara IDF dan Hizbullah di Lebanon. Menurut keterangan dari Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon, markas UNIFIL di Naquora dan lokasi sekitar berulang kali diserang tentara Israel.

Baca juga  AS, China, dan Rusia Cekcok Bahas Pandemi di DK PBB

“Pagi ini, dua pasukan penjaga perdamaian terluka setelah tank IDF Merkava menembakkan senjatanya ke arah menara observasi di markas UNIFIL Naquora,” tulis keterangan UNIFIL, dikutip Jumat, 11 Oktober 2024.

UNIFIL juga mengkonfirmasi bahwa luka-luka yang dialami dua prajurit itu luka ringan. Kini keduanya telah mendapatkan perawatan di rumah sakit. UNIFIL menyatakan IDF tidak hanya melancarkan serangan di Naquora. Tentara Israel juga menembaki posisi Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon pada titik 1-31 di Labbouneh.

Tembakan itu mengenai pintu masuk bunker tempat pasukan penjaga perdamaian berlindung. Tembakan itu juga merusak kendaraan milik UNIFIL dan sistem komunikasinya. IDF juga menyerang UNP 1-32A di Ras Naquora, tempat pertemuan rutin Tripartite sebelum konflik dimulai. Akibat serangan itu, stasiun pemancar dan penerangan mengalami kerusakan.

Sumber: Kompas

Share :

Baca Juga

Internasional

Setahun Invasi Rusia, Diaspora RI di Ukraina Bertahan Hidup, Lawan ‘Fitnah’ Netizen

Internasional

Trump Setuju Jual Senjata Rp13,7 T ke Saudi Termasuk 6.500 Rudal

Internasional

AS Umumkan Paket Bantuan $20 Juta untuk Amerika Tengah dan Meksiko

Internasional

Puluhan Ribu Warga Israel Demo: Netanyahu Menyeret Kita untuk Berperang

Internasional

Indonesia Sampaikan Keinginan Bergabung dengan BRICS, Apa Manfaatnya?

Internasional

Survei: Remaja AS Mulai Tinggalkan Facebook

Internasional

Bertemu Xi, Biden Tegaskan Kebijakan ‘Satu China’ AS

Internasional

Amerika Serikat Masukkan Nikel Indonesia ke “Daftar Pekerja Paksa”
error: Content is protected !!