Menyuke, Kalbar – Jumat sore (2/5/2025) menjadi hari yang tak akan dilupakan oleh warga Dusun Bagak, Desa Bagak, Kecamatan Menyuke, Kabupaten Landak.
Senja belum sempurna turun ketika teriakan dan isak tangis memecah keheningan di tengah kebun kelapa sawit.
Sesosok tubuh tak bernyawa, tergeletak tak berdaya, ditemukan terbujur kaku — dan yang lebih menyayat, tubuh itu adalah milik seorang anak yang selama ini dikenal memiliki keterbelakangan mental.
Otonius, seorang warga, bersama putranya Hamdi, pulang dari pondok ayam yang hanya berjarak dua ratus meter dari rumah mereka.
Tak ada yang aneh, hingga suara tupai di depan rumah memicu keputusan sepele: berburu.
Namun takdir berkata lain. Di tengah perjalanan, langkah Otonius terhenti.
Matanya terpaku, tubuhnya menggigil — bukan karena suara tupai, melainkan karena pemandangan yang tak akan pernah bisa ia lupakan.
Sesosok jasad, tanpa sehelai benang di tubuh, terbujur kaku di tanah. Nafasnya tercekat, dan dengan sisa tenaga, Otonius kembali ke rumah.
Ia bertemu Mariuston, dan bersama-sama mereka kembali ke lokasi, berharap bahwa mata mereka salah.
Tapi kenyataan begitu kejam. Agustinus Yanto dan warga lain menyusul, membawa kecemasan dan tangis yang mulai pecah.
Pakaian korban terletak tak jauh: celana pendek abu-abu, celana dalam putih, baju bermotif biru, dan sepasang sandal jepit merah — satu-satunya saksi bisu dari peristiwa memilukan ini.
Jasad terbujur tanpa daya, tak lagi memiliki suara untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Diketahui korban adalah berjenis kelamin wanita bernama FR (20) anak yang mengalami keterbelakangan mental dan sudah tiga hari dua malam meninggalkan rumah tanpa pamit.
Orang tuanya, dihantui rasa cemas, kini harus menerima kenyataan pahit: anak mereka pulang bukan dengan pelukan, tetapi dalam diam yang memilukan.
Kapolsek Menyuke, Ipda Aprianus Sabari Tampe, S.H., dengan nada serius mengonfirmasi penemuan tersebut.
“Kami telah melakukan olah TKP dan meminta keterangan dari para saksi. Tidak ditemukan tanda kekerasan secara kasat mata, namun penyelidikan tetap dilakukan secara menyeluruh,” tegasnya.
Saat ini, polisi menunggu hasil visum dari tim medis. Tapi bagi keluarga korban, tak ada penjelasan medis yang bisa meredakan duka.
Desa Bagak menangis. Satu nyawa pergi dalam sunyi, dan misteri masih menggantung di udara.
Kapolsek pun mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak membuat spekulasi.
Penulis: Heri Humas