Foto penampakan Bumi yang diambil ekspedisi 46 Tim Peake dari European Space Agency (ESA) di Stasiun Luar Angkasa Internasional pada 25 Januari 2016. Foto/REUTERS/NASA/Tim Peake
Penulis teori konspirasi, Terral Croft, meramalkan bahwa hari ini akan terjadi serangkaian gempa apokaliptik yang akan sepenuhnya melenyapkan Bumi dalam 24 jam ke depan. Teorinya mendasarkan pada keyakinan soal munculnya planet Nibiru yang mengantam Bumi.
Ramalam serupa pernah muncul yang menyebut Bumi akan hancur pada 23 September 2017, namun faktanya tak terbukti.
“Aktivitas seismik global mencapai puncaknya dalam dua minggu kedua bulan November menuju bulan Desember 2017,” kata Croft kepada Express.co.uk.
”Peristiwa gempa dijadwalkan pada 19 November 2017, saat Bumi melewati matahari relatif terhadap Bintang Hitam (Nibiru),” lanjut Croft.
Croft percaya bahwa serangkaian gempa bumi dan letusan gunung berapi baru-baru ini disebabkan oleh tarikan gravitasi Nibiru saat planet itu bergerak mendekati Bumi.
Tapi, lagi-lagi NASA (National Aeronautics and Space Administration), badan antariksa Amerika Serikat (AS) membantah teori konspirasi itu. Menurut NASA, planet Nibiru yang dikenal sebagai Planet X tidak mungkin ada.
Pada bulan September lalu, NASA pernah menepis rumor Armageddon dari teori konspirasi perihal bahaya planet Nibiru.
“Berbagai orang meramalkan bahwa dunia akan berakhir pada 23 September ketika planet lain bertabrakan dengan Bumi. Planet yang dimaksud, Nibiru, tidak ada, jadi tidak akan ada tabrakan,” bunyi pernyataan badan antariksa tersebut.
”Nibiru dan cerita lainnya tentang planet yang bandel adalah tipuan internet,” lanjut NASA.