Pontianak – Pada Pemilu 2019 lalu, Cornelis meraih suara pribadi 285.797. Gila suara sampai segini. Nah, Pemilu 2024 dengan suara masuk 72% mantan penguasa Kalbar dua periode itu baru mendapat 84.031 suara, kalah oleh Maman Abdurahman (Golkar) 117.159 suara dan Syarif Abdullah Alqadrie (Nasdem) 92.024 suara. Banyak bertanya, kenapa suara Pak Udak jauh merosotnya?
Ada kawan mengatakan, kondisi fisik beliau tak segesit lima tahun lalu. Ia bisa kampanye keliling Kalbar. Kali ini, kampanye terbatas. Lagian, dengan suara sekarang, sintua masih tetap duduk kok.
Ada juga menafsirkan, beliau matikan mesin. Karena, popularitasnya tak diragukan lagi. Basis pendukungnya juga kuat. Suara besar macam dulu PDIP dapat dua kursi. Itu pun banyak dibantu oleh suara pribadinya. Cukup bisa duduk, tak perlu semassif dulu. Sekarang, dengan suara segitu, PDIP dapat dua kursi juga. Tanda caleg di bawahnya tak lagi ngandalkan limpahan suaranya. Benar juga, suara Maria Lestari, Syukiryanto cukup siginifikan. Di sinilah kekuatan PDIP, setiap caleg itu all out. Sejauh ini Kalbar masih merah oleh kader banteng.
Bagaimana dengan Kabupaten Landak, benteng PDIP terkuat? Sejauh ini, PDIP masih terlalu kuat buat partai lain. Cuma tak berbanding lurus dengan Pilpres, capres PDIP malah kalah telak dari pasangan 02. Sebuah anomali.
Ada juga penurunan kursi untuk DPRD Kalbar. Dulu meraih empat kursi. Kali ini, sepertinya hanya dua atau tiga kursi saja. Satu kursi dipastikan lepas. Kursi ketiga masih menunggu hitung terakhir. Partai Golkar, Nasdem, dan Gerindra menguat di Landak. Suara anak Cornelis, Angeline Fremalco juga jauh merosot. Walau dipastikan meraih suara tertinggi, namun perolehan suaranya hilang separuh dari Pemilu 2019. Dari sini pengaruh Cornelis dan PDIP mulai menyusut. Partai lain mulai menguat.
Dengan fakta ini, besar kemungkinan ada figur mau menantang Karolin Margret Natasa di Pilkada Landak akhir tahun nanti. Putri sulung Cornelis itu begitu kuat. Pada Pilkada lalu, tak ada satu pun manusia mau melawannya. Akhirnya, Sekretaris PDIP Kalbar hanya bisa dilawan kotak kosong. Ya, menanglah Karol. Koalisi Indonesia Maju (Golkar, Gerindra, PAN) plus Nasdem bisa bersatu melawan Karol. Cuma, siapa figurnya. Kalau tak ada yang mau, saya sajalah yang maju, hahaha. Langsung masok paret, kate budak Pontianak. Becanda wak. Lawan Karol harus figur yang sepadan. Kuat logistik dan punya pengaruh besar juga di negeri intan itu. Kalau tak sepadan, bisa-bisa Karol lawan kotak kosong lagi.
Soal saya mau maju, hanya bercanda saja. Potongan sih ade, cume yang di bagian belakang, kosong wak. Tak bakal ada yang milih. Kecuali, para pengopi saja.
#camanewak
Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar