Home / Kalbar

Senin, 21 Mei 2018 - 16:02 WIB

Pengamat UI Sebut Tidak Masuk Akal, Jika Kalbar Bangun Infrastruktur Dalam Waktu Tiga Tahun

Pengamat Komunikasi Politik UI, Dr. Ari Junaedi.

PONTIANAK,  LANDAKNEWS – Pengamat Komunikasi Politik UI, Dr. Ari Junaedi menilai jika di Pilgub Kalbar 2018 ada pasangan Cagub dan Cawagub yang menjanjikan pembangunan infrastruktur dalam waktu singkat, adalah hal yang mustahil dan tidak masuk akal.

Karena menurutnya, APBD yang didapatkan Pemprov Kalbar itu, diperkirakan sebesar 70 persen digunakan untuk belanja dan gaji pegawai dan sisanya untuk pembangunan infrastruktur.

“Sangat tidak masuk akal dan sangat disayangkan jika alokasi untuk pembangunan infrastruktur hanya mendapat porsi sekitar 30 persen APBD. Jika peningkatan sektor kesejahteraan rakyat dengan mendorong stimulus pembangunan infrastruktur dijadikan prioritas, maka porsi pembangunan infrastruktur harus mendapat porsi maksimal 50 persen,” ungkapnya, Senin (21/05/2018).

Baca juga  Cornelis Silaturahmi Ramadhan Terakhir Sebagai Gubernur Kalbar

Maka dari itu, ia pun mengatakan tidak masul akal jika ada paslon menjanjikan pembangunan infrastruktur sedangkan penganggaran hanya sekitar 30 persen.

“Jika ada calon kepala daerah menjanjikan pembangunan infrastruktur hanya di angka 30 persen maka jangan berharap terjadinya pembangunan infrastruktur yang merata di seluruh Kalbar yang luas,” katanya.

Menurutnya, para calon Kepala Daerah Kalbar harus mengikuti cara Presiden Jokowi yang berhasil melakukan pembangunan infrastruktur.

“Harusnya calon kepala daerah dalam menetapkan besaran APBD untuk sektor pembangunan infrastruktur di daerahnya harus berkiblat pada keberhasilan Presiden Jokowi dalam menggenjot pembangunan infrastuktur,” bebernya.

Dr. Ari Junaedi pun mengaku pesimis terlebih hanya porsi untuk pembangunan infrastuktur 30 persen.

Baca juga  Menhub RI Pantau Penanganan Covid-19 Terhadap PMI di PLBN Aruk

“Kita boleh pesimis atau harap harap cemas jika porsi pembangunan infrastruktur hanya mendapat jatah 30 persen,” tuturnya.

Terlebih jika ada paslon yang ingin melakukan pemekaran daerah dengan keadaan keuangan Kalbar yang masih besar pengeluaran untuk gaji pegawai.

“Pemekaran daerah membutuhkan biaya besar untuk belanja serta operasional ASN, dari pengalaman di daerah-daerah yang dimekarkan APBD habis untuk alokasi, jadi jika ada paslon menjanjikan pemekaran dengan kondisi keuangan seperti ini sangat tidak logis, istilahnya lebih besar pasak daripada tiang,” tegasnya.

Penulis: Tim Liputan
Editor: One

Share :

Baca Juga

Kalbar

Prakiraan Cuaca Tempat Wisata di Kalbar

Kalbar

Persidangan Perkara Dugaan Tindak Pidana Korupsi Penyalahgunaan Dana Desa (DD) Desa Kedama Kecamatan Kuala Behe Kabupaten Landak Tahun Anggaran 2018, 2019, dan 2020 Agenda Pembacaan Tuntutan

Kalbar

Karolin Pasti Libatkan Pemuda Kalbar Dalam Realisasikan Pembangunan

Kalbar

Enam Pejabat Struktural Provinsi Kalbar Hasil Seleksi Terbuka Dilantik, Bride Jadi Kadis PU & PR

Kalbar

295 Prajurit Infanteri TNI AD Ikuti Pembaretan Di Pantai Kura-Kura Singkawang

Kalbar

Seluruh Kader Partai Demokrat Siap Jadi Jurkam Pemenangan Karolin-Gidot

Kalbar

Pemkab Sintang Ajak Warga Kibarkan Bendera Merah Putih Didepan Rumah

Kalbar

Sutarmidji Lantik Aron-Subandrio Sebagai Bupati dan Wakil Bupati Sekadau
error: Content is protected !!