Home / Internasional

Kamis, 6 Juni 2024 - 08:12 WIB

Hamas Tidak akan Dukung Rencana Perdamaian Biden Tanpa Jaminan Gencatan Senjata Permanen dari Israel

Asap membubung menyusul serangan Israel di Rafah, selatan Jalur Gaza, di tengah konflik antara Israel dan kelompok Hamas Palestina, Senin, 3 Juni 2024. (Foto: Muath Al Hams/Reuters)

Asap membubung menyusul serangan Israel di Rafah, selatan Jalur Gaza, di tengah konflik antara Israel dan kelompok Hamas Palestina, Senin, 3 Juni 2024. (Foto: Muath Al Hams/Reuters)

VOA – Hamas menyatakan tidak dapat menyetujui perjanjian damai tanpa posisi Israel yang jelas mengenai gencatan senjata permanen dan penarikan penuh dari Gaza. Hal itu menyusul janji para pemimpin Israel untuk melanjutkan operasi militer sampai Hamas dihancurkan.

Ketika Israel melanjutkan kampanye militernya di Gaza, upaya untuk mencapai gencatan senjata menghadapi hambatan.

Qatar, yang menjadi penengah atas nama Hamas, mengatakan ada ketidakjelasan dari kedua pihak yang bertikai, seperti disampaikan oleh

“Kami melihat pernyataan-pernyataan kontradiktif yang datang dari para menteri di Kabinet Israel. Kami belum melihat pernyataan apa pun dari kedua pihak yang memberi kami kepercayaan diri yang besar pada proses tersebut,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Majed Al-Ansari.

Para pemimpin Israel telah berjanji untuk melanjutkan operasi militer melawan Hamas sampai kelompok itu dihancurkan, meskipun ada proposal gencatan senjata yang diajukan oleh Presiden Joe Biden pekan lalu.

Dalam sebuah wawancara, Biden tampaknya setuju dengan tuduhan bahwa Benjamin Netanyahu memperpanjang perang untuk menenangkan kelompok sayap kanannya, tetapi ketika ditanya pada Selasa (4/6) apakah perdana menteri Israel itu sedang bermain politik, Biden mengatakan “tidak.”

“Saya kira tidak demikian. Dia mencoba mengatasi masalah serius yang dia hadapi,” kata Biden.

Baca juga  Biden akan Umumkan Pencapresan, Namun Tidak dalam Waktu Dekat

Rencana gencatan senjata dimulai dengan jeda sementara selama enam minggu dalam pertempuran dengan imbalan pembebasan beberapa sandera yang ditahan oleh Hamas, dan pada akhirnya mengarah pada penghentian permusuhan secara permanen.

Sebagai penjamin Israel dalam perundingan mediasi, Amerika Serikat mengatakan pihaknya mengharapkan adanya tawar-menawar dari kedua pihak namun yakin bahwa Israel akan tetap mempertahankan pendiriannya dalam kesepakatan tersebut.

“Kami sangat berharap bahwa mereka (Israel) akan terus mendukung usulan ini karena ini adalah usulan mereka, dan itu demi kepentingan mereka. Usulan ini juga demi kepentingan Hamas. Mereka mengatakan ingin mengakhiri perang. Ini adalah jalan untuk mengakhiri perang itu,” kata juru Bicara Keamanan Nasional John Kirby mengatakan kepada VOA.

Sementara warga Palestina menghadapi kehancuran dan kematian setiap hari di Gaza, tidak banyak yang memiliki optimisme yang sama dengan pemerintah, termasuk mantan perunding Amerika Serikat (AS) untuk Timur Tengah, Aaron David Miller, yang kini bekerja di Carnegie Endowment for International Peace.

“Prediksi saya adalah meskipun kedua pihak menerima hal ini – yang masih jauh dari pasti, mengingat kondisi politik, khususnya di Israel – jika Anda beruntung, sungguh beruntung, kita akan melewati fase pertama. Tapi saya tidak melihat lebih dari itu,” kata Miller kepada VOA.

Baca juga  Dosis Tambahan Moderna Efektif Lawan Varian Omicron

Biden telah menggalang dukungan dari komunitas internasional termasuk melalui resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mendukung proposal gencatan senjata.

Resolusi AS tidak mencakup permintaan agar Israel menghentikan operasinya di Rafah, yang merupakan bagian dari resolusi Dewan Keamanan lainnya yang diajukan oleh Aljazair.

Hamas Tidak akan Dukung Rencana Perdamaian Biden Tanpa Jaminan Gencatan Senjata Permanen dari Israel EMBED SHARE

Hamas Tidak akan Dukung Rencana Perdamaian Biden Tanpa Jaminan Gencatan Senjata Permanen dari IsraelRichard Gowan, direktur International Crisis Group di PBB, mengatakan kepada VOA melalui Skype bahwa “Sebagian besar anggota Dewan Keamanan menginginkan operasi di Rafah dihentikan sekarang. Namun jika AS dapat meyakinkan anggota Dewan lainnya bahwa usulan AS merupakan jalan yang kredibel menuju gencatan senjata, termasuk gencatan senjata di Rafah, saya yakin anggota Dewan lainnya akan berkompromi.”

Namun, sementara korban sipil terus berjatuhan, prospek perjanjian gencatan senjata tampaknya suram, setidaknya untuk saat ini. (lt/ab)

Sumber: VOA Indonesia

Share :

Baca Juga

Internasional

Dolar AS Ditinggalkan, Negara-negara ASEAN Sepakat Pakai Mata Uang Lokal

Internasional

Uni Eropa Luncurkan Sertifikat Perjalanan COVID-19 Digital

Internasional

Ukiran Batu Berusia 2.700 Tahun Ditemukan di Mosul, Irak

Internasional

Segini Modal Asing yang Keluar dari RI Setelah Trump Menang Pilpres AS

Internasional

Top 3 Dunia: Uni Emirat Arab Diguyur Hujan Lebat hingga Belasungkawa Arab Saudi untuk Cina

Internasional

Menteri Israel: Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon Tak Berguna!

Internasional

Survei Terbaru: 52% Warga AS Pesimis dengan Kondisi Demokrasi

Internasional

error: Content is protected !!